Sebagai
daerah agraris dengan penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai petani,
Kabupaten Jembrana juga dikenal dengan populasi kerbaunya yang dikembangkan
oleh masyarakat setempat. Dahulunya, kerbau ini dipergunakan untuk keperluan
membajak sawah dan pengolahan tanah sebelum musim tanam padi. Pekerjaan ini
biasanya dilaksanakan secara gotong royong oleh masyarakat sambil mengadu
kecepatan kerbau berlari di lahan basah dengan lampit (alat perata tanah).
Selain itu, kerbau juga dimanfaatkan sebagai pengangkut hasil panen dari sawah
ke rumah masing-masing. Dari kebiasaan menarik pedati pengangkut hasil panne
tersebut kemudian muncul keinginan dari pemilik kerbau untuk berpacu mengadu
kecepatan lari kerbau di jalanan sambil menarik pedati masing-masing. Tradisi inilah
yang kemudian berkembang sebagai sebuah tradisi dengan nama “Mekepung”, yang
ada 2 jenis yaitu Mekepung di arena berlumpur (Mekepung Lampit), dan Mekepung
di daratan (jalan di daerah persawahan).
Dalam
perkembangannya, Mekepung akhirnya menjadi sebuah tradisi khas masyarakat
Jembrana yang setiap dilestarikan dan bahkan telah jadi Ikon Jembrana, sehingga
Kabupaten Jembrana juga dikenal sebagai Bumi Mekepung.
Pada
tanggal 2 Agustus – 3 Agustus 2014 kemarin Desa Tuwed memperoleh kehormatan
menjadi tuan rumah Bupati Cup Lomba Mekepung. Dimulai dengan acara pembukaan 2
Agustus 2014 dan Lomba sekaligus penutupan pada tanggal 3 Agustus 2014.
Pelaksanaan
Lomba Mekepung juga dimeriahkan dengan pementasan kesenian-kesenian tradisional
seperti Jegog dan joged.
Persiapan di pinggir lapangan |
Perlombaan mekepung |
Kerbau dipacu |
0 komentar:
Posting Komentar